ANALISIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR UNTUK INDUSTRI BATIK DI KOTA SOLO

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Menurut UU No.3 tahun 2014 tentang Perindustrian, pengertian Industri adalah seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dana atau memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa industri.
            Dilihat dari besar kecilnya modal, industri dibagi menjadi Industri Padat Modal dan Industri Padat Karya. Industri Padat Modal adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya. Sedangkan Industri Padat Karya adalah industri yang lebih dititikberatkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya, dengan kata lain industri padat karya lebih berfokus pada penyerapan sejumlah besar tenaga kerja. 
            Pada makalah ini pembahasan akan lebih dikhususkan pada Industri Padat Karya yaitu industri pembuatan batik di Kota Solo, Jawa Tengah. Industri Padat Karya memiliki kelebihan yaitu penyerapan tenaga kerja yang tinggi sehingga dalam pengembangannya dapat mengurangi jumlah pengangguran secara signifikan. Namun disamping itu, jenis industri ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti kurangnya tenaga kerja yang sudah terlatih sehingga seringkali hasil dari kerajinan tidak memenuhi standar kelayakan dan banyak produk yang reject. Banyaknya tenaga kerja tanpa penjadwalan kerja yang baik, dapat membuat produktifitas tidak maksimal seperti misalnya keterlambatan penyelesaian target produksi, atau banyaknya tenaga kerja yang idle karena pemasok terlambat memasok bahan baku. Kekurangan lain adalah, banyaknya tenaga kerja yang diserap menimbulkan biaya gaji yang cukup tinggi, sehingga untuk menekan biaya tersebut maka upah tenaga kerja ditekan menjadi lebih rendah.
            Sistem Informasi Manufaktur adalah sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya dan memiliki tujuan membantu perusahaan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan.



            Sistem Informasi Manufaktur memiliki manfaat sebagai berikut:
1.      Hasil produksi perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2.      Perusahaan lebih cepat memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3.      Arsip lebih cepat terstruktur karena menggunakan sistem database.
4.      Sistem informasi menufaktur yang berupa fisik robotic, hasil produksi semakin cepat, tepat dan berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.

            Industri Padat Karya pada pembuatan Batik di Kota Solo, Jawa Tengah dengan penyerapan tenaga kerjanya yang besar belum dibarengi dengan kualitas dan produktifitas yang maksimal karena belum adanya standarisasi keterampilan pekerja, penjadwalan kerja, dan penjadwalan pasokan bahan baku. Hal ini mengakibatkan perusahaan kesulitan dalam memantau persediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan produksi, kegiatan produksi yang dilakukan belum terjadwal dengan baik serta perusahaan kesulitan dalam membuat laporan produksi serta laporan persediaan bahan baku secara cepat dan akurat.
Terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh Industri Padat Karya khususnya pembuatan Batik di Kota Solo Jawa Tengah, penerapan model Sistem Informasi Manufaktur diharapkan dapat membantu peningkatan kinerja pekerja pembuat batik, meningkatkan kualitas dan produktifitas industri, meningkatkan ketepatan pasokan bahan baku, dan meminimalisir biaya bagi perusahaan.

B.     RUMUSAN MASALAH
            Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1)      Bagaimana implementasi Sistem Informasi Manajemen yang dapat diterapkan pada Industri Padat Karya khususnya pembuatan Batik di Kota Solo?
2)      Bagaimana evaluasi implementasi Sistem Informasi Manajemen yang dapat diterapkan pada Industri Padat Karya khususnya pembuatan Batik di Kota Solo kaitannya dengan model Sistem Informasi Manajemen oleh McLeod Jr., Raymond dan George Schell?

BAB II
LANDASAN TEORI


            Sistem Informasi manufaktur terdiri dari Subsistem Input, Database, dan Subsistem Output. Model Sistem Informasi SDM yang diperkenalkan McLeod & Schell pada tahun 2001 adalah seperti pada bagan berikut:

1.        Subsistem Input Sistem Informasi Manufaktur
Subsistem Input terdiri dari 3 bagian yaitu:
1.      Sistem Informasi Akuntansi
Adalah sistem informasi yang mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur, dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok.
Data yang dimasukkan oleh pegawai bagian produksi ke dalam terminal, kemudian dibaca dan ditransmisikan ke komputer pusat untuk memperbarui database, sehingga database dapat mencerminkan status terbaru dari sistem fisik.
Melalui job reporting (laporan pekerjaan) dan attendance reporting (laporan kehadiran), data dari setiap aktifitas produksi yang penting dikumpulkan. Data ini berguna bagi manajemen untuk memonitor aktifitas produksi.


2.      Subsistem Engineering Industri
Fungsi subsistem ini adalah analisis untuk menetapkan standar produksi, dengan mempelajari proses produksi untuk menentukan berapa lama dikerjakannya suatu produksi. Standar tersebut disimpan dalam database untuk kemudian dibandingkan dengan kinerja sesungguhnya dari Sistem Informasi Akuntansi, dan perbedaan yang ada akan dilaporkan ke manajemen.
3.      Subsistem Intelijen Manufaktur
Subsistem Intelijen Manufaktur menyangkut informasi personel dan informasi pemasok.
a)      Informasi personel
Informasi mengenai pekerja bisa didapatkan dengan cara sebagai berikut:
1)        Sistem formal, dimulai dengan informasi mengenai kebutuhan personel kepada Divisi Sumber Daya Manusia, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengumpulan informasi oleh Divisi SDM tersebut sebelum menghubungi para pelamar.
Ketika terjadi rekrutmen terhadap pelamar, maka informasi personel dimasukkan ke database Human Resource Information System (HRIS) dan juga file penggajian.
2)        Sistem informal, arus informasi sebagian besar didapat dari sistem informal, seperti kontak harian pegawai dengan supervisornya, komunikasi antara pejabat serikat buruh, manajemen tingkat atas, mereka bekerja sama untuk memecahkan masalah terkait ketenagakerjaan.
b)      Informasi Pemasok
Pemasok yang sudah dipilih dengan proses screening, lalu data pemasok terseut disimpan dalam database. Database tersebut juga mampu memberikan gambaran kinerja pemasok, analisis organisasi pemasok, kinerja material yang diperoleh dari pemasok dari proses awal hingga akhir produksi.
 
2.        Database Sistem Informasi Manufaktur
Input dari database ini berasal dari subsistem input yang sudah dijelaskan di atas. Dalam database, sebagian digunakan terkait dengan fungsi produksi, sedangkan sebagian lainnya digunakan bersama-sama dengan area fungsional lainnya.

3.        Subsistem Output Sistem Informasi Manufaktur
1.      Subsistem Produksi
Program dalam subsistem ini berfungsi untuk membuat jadwal produksi, dengan mengambil data berupa standar produksi yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh Subsistem Input Engineering Industri dan Sistem Informasi Akuntansi. Selain jadwal produksi, subsistem ini juga dapat menampilkan status suatu pekerjaan/ produksi.
2.      Subsistem Persediaan
Subsistem ini bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku dan barang dalam proses. Dengan manajemen persediaan dan software yang tepat maka Subsistem Persediaan mampu untuk mendukung efisiensi biaya terkait persediaan.
Manajemen persediaan sangat penting karena berkaitan dengan investasi yang besar. Biaya yang terkait dalam persediaan adalah Biaya Pemeliharaan atau biaya penyimpanan dan Biaya Pembelian.
3.      Subsistem Kualitas
Adalah semua hal yang memiliki hubungan dengan kualitas, seperti waktu, biaya, performa kerja, dan juga dalam pemilihan pemasok.
Subsistem kualitas memiliki penekatan khusus dalam peningkatan kualita produksi dengan menggunakan Total Quality Management (TQM). Konsep dasar TQM adalah:
a.       Kualitas ditetapkan oleh para konsumen
b.      Kualitas merupakan pencapaian oleh manajemen
c.       Tanggung jawab terhadap Kualitas dipikul oleh seluruh anggota perusahaan.
4.      Subsistem Biaya
Subsistem ini memiliki software yang berfungsi untuk menyiapkan laporan yang diproduksi secara rutin maupun khusus.
Subsistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi, juga unsur pengendalian biaya melalui standar kerja dan rincian kegiatan proses produksi yang akurat.
BAB III
PEMBAHASAN

A.    IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM PERUSAHAAN
Sistem informasi yang digunakan menggunakan metodologi waterfall yang terdiri dari tahap analisis permasalahan, Design dengan menggunakan Data Flow Diagram (DFD) untuk perancangan model fungsional dan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk menggambarkan model datanya, Coding dengan menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi dan database MySql, Testing yang dilakukan dengan metode Black Box dan Maintenance yang merupakan tahap akhir dari metodologi waterfall.
Sistem informasi ini dapat digunakan untuk menangani pendataan pegawai, pemesanan produk dari customer, transaksi penjualan produk, transaksi pembelian bahan baku dan part ke supplier dan mencatat keluar masuknya barang di gudang.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan oleh Pratama Wicaksana Budiarta dan Nur Iriawan (2011), dan Muhammad Iqbal Hadi (2011), maka diperoleh kesimpulan bahwa secara fungsional semua proses pada sistem informasi ini dapat berfungsi dengan baik, memberikan output yang sesuai dengan input tertentu yang diberikan. Sedangkan berdasarkan hasil kuisioner terhadap pegawai dan customer dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ini memudahkan pegawai dalam menangani pendataan serta customer menilai pelayanannya lebih meningkat
 1)      Entity Relationship Diagram (ERD)

2)      Tabel Relasi


3)      Konteks Diagram


1)      Sumber Daya Perangkat
a)      Perangkat Keras
Perangkat keras yang mendukung aplikasi ini adalah suatu unit komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :
·      Komputer Server
1)      Processor    : Intel Pentium 4 Processor 2 GHz
2)      Memory      : 512 MB
3)      Hardisk       : 2 GB (minimum space)
4)      Monitor
5)      Keyboard
6)      Mouse
7)      Switch
8)      NIC (Network Interface Card) / LAN Card on Board
9)      Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45
10)  Printer
·      Komputer Client
1)      Processor    : Intel Pentium 3 Processor 1,2 GHz
2)      Memory      : 128 MB
3)      Hardisk       : 1 GB (minimum space)
4)      Monitor
5)      Keyboard
6)      Mouse
7)      NIC (Network Interface Card) / LAN Card on Board
8)      Kabel UTP (Unshield Twist Pair) dan Konektor RJ 45

b)      Perangkat Lunak
Spesifikasi Sistem Operasi dan perangkat lunak yang mendukung adalah sebagai berikut :
·      Server
Operating System       : Linux Centos 5 releases, Windows SP2
Web server                  : Apache-2.2
PHP Component-5.1.6
MySql 5.0
·      Client/User
Operating System        : Windows, Linux, MAS OS dan Linux dan lainnya.
Browser                       : IE 7, Mozilla 3.0 dan sejenisnya
Flashplayer 10 atau yang terbaru
·      Network
Arsitektur Jaringan      : Client Server
Jenis Jaringan              : Local Area Network
Bandwitch Internet     : 1 Mbps




A.    EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM PERUSAHAAN
Berdasarakan Model Sistem Informasi Manufaktur yang  dikembangkan oleh McLeod Jr., Raymond dan George Schell, penerapan Sistem Informasi Manufaktur di Industri Padat Karya pada pembuatan Batik di Kota Solo sebagaimana dijelaskan di atas terdiri dari subsistem input dan subsistem output yang dihubungkan dengan database.
1.      Subsistem Input
·         Sistem informasi akuntansi
Mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok.
Pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, pegawai produksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code yang dapat dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca secara optik, dan kartu plastik dengan garisgaris catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
·         Subsistem engineering industri
Subsistem Engineering Industri pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini terdiri dari proyekproyek pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
·         Subsistem intelijen manufaktur
Adapun yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini adalah :
a)      Informasi pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak berjangka maupun borongan.
b)      Sistem formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan data dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
c)      Sistem informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer mereka.

2.      Database
Dalam database pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, sebagian digunakan terkait dengan fungsi produksi, sedangkan sebagian lainnya digunakan bersama-sama dengan area fungsional lainnya.

3.      Subsistem Output
a)      Sub sistem produksi
Pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, sub sistem produksi digunakan untuk segala hal yang bersangkutan dengan proses yang terjadi di setiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
b)      Sub sistem persediaan
Pada perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
c)      Sub sistem kualitas
Pada  perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini, sub sistem kualitas digunakan untuk segala hal yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun pemilihan supplier. Sub sistem kualitas juga digunakan untuk  mengukur kualitas material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total quality management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan.
d)     Sub sistem biaya
Tujuan perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Sub sistem biaya pada  perusahaan pembuatan batik di Kota Solo ini  berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi selama proses produksi terjadi. Unsur-unsur pengendalian biaya ada dua yaitu standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat terjadinya proses produksi yang akurat. Sub sistem biaya dibagi menjadi dua yaitu:
           Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan atau biaya penyimpanan biasanya dinyatakan sebagai presentase biaya tahunan dari barang. Dan biaya tersebut mencakup faktor-faktor seperti kerusakan, pencurian, keusangan, pajak dan asuransi.
           Biaya Pembelian
Adalah yang mencakup biaya-biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu pembelian, biaya telp, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dan sebagainya.

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan terhadap Sistem Informasi Manufaktur di Industri Padat Karya pada pembuatan Batik di Kota Solo adalah sebagai berikut:
1)      Sistem Informasi Manufaktur bertujuan menghasilkan informasi manufaktur yang berguna bagi perusahaan. Kegiatan manufaktur mendukung proses bisnis sebuah perusahaan. Kegiatan ini perlu diperhatikan untuk kelangsungan perusahaan. Oleh karena itu, komitmen perusahaan untuk menjalankan sistem informasi manufaktur haruslah sangat tinggi agar proses yang terjadi di lantai produksi menjadi menguntungkan bagi perusahaan.
2)      Sistem Informasi Manufaktur adalah solusi tepat bagi perusahaan yang memikirkan prospeknya dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan sistem informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
3)      Sistem Informasi Manufaktur ini dapat membantu pegawai dalam menangani pendataan pesanan produk, pendataan bahan baku, pendataan part, pendataan produk, pendataan transaksi, serta pendataan produk di gudang.
4)      Sistem Informasi Manufaktur ini membantu dalam meningkatkan pelayanan pesanan kepada customer.
5)      Sistem Informasi Manufaktur ini dapat menyajikan informasi sesuai kebutuhan karena di bangun dengan database yang sudah terstruktur.
  
DAFTAR PUSTAKA

Daniel SE.Ak, Dr Debby Ratna, Supratiwi MBA.Ak, Wiwik. (2005). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Universitas Terbuka

Rosidah, Aminatul & Amelia, Meli, 2014, Makalah Sistem Informasi Manufaktur, Akademi Manajemen Informatika dan Komputer, Bogor

Suroso, Ragil Agus. 2010. Sistem Informasi Manufaktur di PT. Tepat Industry. Universitas Komputer Indonesia: Bandung.

Budiarta, Pratama Wicaksana dan Nur Iriawan. 2011. Kostumisasi Rancangan Sistem Informasi Manufaktur Pada Implementasi Powermax (Studi Kasus PT. Alstom Power Energy System Indonesia). Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.

Hadi, Muhammad Iqbal. 2011. Pengembangan Sistem Informasi Manufaktur Celana Jeans pada CV. Anugrah. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: Jakarta.

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. PENAWARAN JASA CUSTOMS CLEARANCE IMPORT DAN LEGALITAS PENYEWAAN UNDERNAME

    Thank's & Best Regards

    OZI FARLIANDA

    PT. SENTRAL LOGISTICS
    Perum Lavender Residence Ruko A No.1
    Jl. Raya Kranggan Jati Sampurna Bekasi Jawa Barat

    Phone : 021-844 0597
    Fax : 021-844 0597
    Hand Phone : +62-822 9066 9719

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Informasi Pemasaran

KARAKTERISTIK INFORMASI

Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi