Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi
Sebuah PT. X retail bertaraf nasional anggap saja PT. X
memiliki beberapa departemen dan cabang usaha. Dalam menjalankan bisnisnya PT. X
dituntut untuk lebih profesional baik SDM maupun sistem teknologi informasinya.
Pada tahun 2015 PT. X memiliki target bahwa semua departemen dan cabang
bisnisnya harus sudah terintegrasi sistem informasinya.
Untuk mencapai target tersebut, PT. X dapat
menggunakan Enterprise Resource Planning
(ERP). ERP adalah sistem informasi terintegrasi yang dapat mengakomodasikan
kebutuhan-kebutuhan sistem informasi secara spesifik untuk departemen-departemen
yang berbeda pada PT. X. ERP terdiri dari bermacam-macam modul yang disediakan
untuk berbagai kebutuhan dalam PT. X, dari modul untuk keuangan sampai modul untuk
proses distribusi. Penggunaan ERP menjadikan semua sistem di dalam suatu PT. X
menjadi satu sistem yang terintegrasi dengan satu database, sehingga beberapa
departemen menjadi lebih mudah dalam berbagi data, dan lebih mudah pula dalam
melakukan komunikasi.
Definisi ERP
ERP (Enterprise Resource Planning) adalah
sebuah konsep untuk merencanakan dan mengelola sumber daya PT. X meliputi dana,
manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas yang berpengaruh
luas mulai dari manajemen paling atas hingga operasional di sebuah PT. X agar
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi seluruh
pihak yang berkepentingan (stake holder) atas PT. X tersebut.
ERP digunakan untuk menyatukan seluruh departemen dan
fungsi yang ada pada sebuah PT. X ke dalam sebuah sistem komputer terpadu yang
dapat mengakomodasi seluruh kebutuhan spesifik dari departemen yang berbeda.
Sistem inilah yang harus dapat memenuhi semua kebutuhan departemen dan
mereduksi pekerjaan-pekerjaan manual yang ada. ERP mengintegrasikan sistem
komputer yang tadinya saling berdiri sendirI pada departemen-departemen yang
ada. Setiap departemen masih memiliki sistem sendiri, tetapi semua sudah terintegrasi
satu sama lain, sehingga dapat memantau suatu permasalahan yang terjadi secara
terstruktur.
ERP berfungsi mengintegrasikan proses-proses
penciptaan produk atau jasa PT. X, mulai dari pemesanan bahan-bahan mentah dan
fasilitas produksi sampai dengan terciptanya produk jadi yang siap ditawarkan
kepada pelanggan (Indrajit, Djokopranoto, 2002). Selain itu ERP juga membantu
mengintegrasikan data-data didalam organisasi didalam sebuah platform yang
umum (ERP Wire, 2006).
Menurut Daniel E. O’Leary sistem ERP memiliki
karakteristik sebagai berikut [WHI-2006]:
1.
Sistem ERP
adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk lingkungan pelanggan
pengguna
server, apakah itu secara tradisional atau berbasis jaringan.
2.
Sistem ERP
memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
3.
Sistem ERP
memproses sebagian besar dari transaksi PT. X.
4.
Sistem ERP
menggunakan database PT. X yang secara tipikal menyimpan setiap data sekali
saja.
5.
Sistem ERP
memungkinkan mengakses data secara waktu nyata (real time).
6.
Dalam beberapa
hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan
perencanaan.
7.
Sistem ERP
menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang sangat diperlukan oleh
PT.
X multinasional.
8.
Sistem ERP
memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus PT. X tanpa
melakukan
pemrograman kembali.
ERP merupakan sistem terintegrasi yang mempunyai
tujuan merangkum bisnis proses yang ada sehingga menjadi satu kolaborasi yang
efisien dan efektif dan sistem tersebut di dukung dengan teknologi informasi
dan dapat menghasilkan informasi yang menunjang PT. X menjadi lebih kompetitif.
Konsep ERP dapat dijalankan dengan baik, jika didukung oleh seperangkat
aplikasi dan infrastruktur komputer baik software dan hardware sehingga
pengolahan data dan informasi dapat dilakukan dengan mudah dan terintegrasi.
Oleh karena itu, hampir tidak mungkin mewujudkan konsep ERP tanpa adanya
dukungan sistem berbasis komputer. Konsep-konsep dasar ERP, yaitu [OLS–2004]:
·
“ERP terdiri
atas paket software komersial yang menjamin integrasi yang mulus atas
semua aliran informasi di PT. X, meliputi keuangan, akuntansi, sumber daya
manusia, rantai pasok, dan informasi konsumen” (Davenport, 1998).
·
“Sistem ERP
adalah paket sistem informasi yang dapat dikonfigurasi, yang mengintegrasikan
informasi dan proses yang berbasis informasi didalam, dan melintas area
fungsional dalam sebuah organisasi” (Kumar & Van Hillsgerberg, 2000).
·
“Satu basis
data, satu aplikasi, dan satu kesatuan antarmuka di seluruh enterprise”
(Tadjer, 1998).
Konsep-konsep utama ERP tersebut digambarkan dalam
satu diagram, oleh Davenport, seperti pada gambar berikut :
Fungsi-fungsi PT. X yang harus dilibatkan dalam suatu
proses ERP adalah: perencanaan bisnis (visi, misi, dan perencanaan strategis),
peramalan, proses MRP II (master planning, perencanaan produksi,
pembelian, manajemen persediaan, pengendalian aktivitas, dan pengukuran kinerja
manufakturing), finansial (payroll, penetapan biaya produksi,
hutang, piutang, harga tetap, general ledger), sumber daya manusia,
sistem informasi, rekayasa pabrik dan peralatan, dan lain-lain (Gasperz, 2004).
Pemilihan Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Terhadap
Keberhasilan Implementasi ERP
Paket ERP menyediakan bisnis proses standar dan solusi
umum untuk perangkat lunak bagi para pelanggan. Lebih kurang mereka tidak dapat
sepenuhnya memenuhi kebutuhan PT. X, khususnya bila proses bisnis PT. X unik /
khusus. Dengan demikian, untuk meningkatkan keberhasilan, manajemen harus
memilih perangkat lunak yang paling sesuai dengan kebutuhan PT. X. Para vendor
ERP menggunakan platform perangkat keras, sistem operasi dan database yang
berbeda dan paket ERP tertentu hanya kompatibel / sesuai dengan beberapa sistem
operasi dan database organisasi. Oleh karena itu, pertama-tama PT. X perlu
melakukan analisa kebutuhan untuk meyakinkan masalah apa yang perlu untuk
dipecahkan dan memilih sistem ERP yang paling cocok dengan kebutuhan mereka.
Perangkat keras akan dipilih kemudian menurut kebutuhan sistem ERP yang
spesifik.
Menurut Zhang, Lee and Banerjee (2002), ada tiga aspek
yang harus diperhatikan dalam pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras,
yaitu :
1.
Kesesuaian
antara software/hardware dan kebutuhan PT. X
2.
Kemudahan dalam
hal kustomisasi
3.
Kemudahan untuk
pengalihan ke versi yang lebih tinggi
Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Sum,
Ang dan Yeo (1997), dalam pemilihan perangkat keras dan perangkat lunak harus
disesuaikan dengan kebutuhan PT. X. Jika modul dasar dirasa sudah mencukupi,
tidak perlu membeli modul tambahan. Selain itu sistem ERP yang dipilih harus
mudah dalam proses kustomisasi, yang disesuaikan dengan kondisi PT. X dan juga
harus mudah dalam pengalihan ke versi yang lebih tinggi. Harus ada peningkatan
keunggulan sistem secara berkesinambungan dimana peningkatan ini harus tidak
mengganggu pada konfigurasi sistem komputer yang ada.
Modul-modul
dalam Sistem ERP
Sedikitnya ada 3 sumber daya di dalam PT. X
yang perlu dikelola secara benar. Inilah mengapa perangkat lunak ERP kebanyakan
mempunyai 3 modul utama sebagai berikut :
A.
Financial
1. FI - Financial Accounting
Digunakan sebagai parameter untuk perhitungan
keuntungan, mengukur kinerja keuangan dengan berbasis pada data transaksi.
Modul FI juga menyediakan data yang dapat digunakan sebagai alat audit
dalam laporan keuangan.
2. CO-Controlling
Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung
empat kegiatan pokok :
·
Pengendalian
investasi.
·
Pengendalian
kegiatan keuangan, memantau dan merencanakan kegiatan pembayaran sesuai dengan jadwal.
·
Pengendalian kegiatan pembelian, pengadaan dan penggunaan
dana dalam unit-unit kerja.
·
Pengendalian biaya dan keuntungan berdasarkan
semua aktifitas PT. X
3. IM - Investment Management
Modul IM berkaitan
dengan fungsi modul TR, dengan modul IM lebih ditujukan untuk analisis
investasi jangka panjang dan aset tetap dari PT. X untuk membuat keputusan.
4. EC - Enterprise Controlling
Modul EC adalah
untuk memberikan akses mengenai :
·
Kondisi keuangan PT. X
·
Hasil dari perencanaan dan pengendalian PT. X
·
Pengembangan Investasi
·
Pemeliharaan asset- aset yang dimiliki
·
Pengembangan SDM PT. X
·
Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan
·
Faktor-faktor struktural dari proses bisnis,
seperti struktur produksi, struktur biaya, neraca dan laporan rugi laba
5. TR - Treasury
Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan
antara cash management dan cash forecasting
dengan aktifitas logistik dan
transaksi keuangan.
B. Distribution
dan Manufacturing
1. LE - Logistics Execution
Modul
LO merupakan modul yang terkati dengan modul lain, seperti modul PP, EC, SD, MM,
PM dan QM. Modul ini fokus pada pengaturan logistik dari pembelian hingga
distribusi..
2. SD - Sales Distribution
Modul
SD ditekankan pada penggunaan strategi
penjualan yang mampu mengantisipasi perubahan
pasar. Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah untuk membuat struktur
data yang mampu merekam, menganalisis, dan mengontrol aktifitas untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan dan menghasilkan keuntungan yang layak dalam periode akuntansi
yang akan datang.
3. MM - Materials Management
Fungsi
utama dari modul MM adalah untuk membantu manajemen dalam aktifitas sehari-hari
dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi nmaterial, termasuk energi
dan
pelayanan.
4. PP - Production Planning
Modul
PP ini berfungsi dalam merencanakan dan mengendalikan jalannya material sampai
kepada proses pengiriman produk.
5. PM - Plant Maintenance
Modul
PM berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan, mengatur
data perawatan, dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktifitas
operasional yang sedang berjalan.
6. QM - Quality Management
Modul
QM terintegrasi dengan modul PP-PI Production. Salah satu fungsi dari modul
QM adalah untuk menyediakan master data yang dibutuhkan berdasarkan
rekomendasi dari ISO-9000 series.
7. PS - Project System
Modul
PS dikonsentrasikan untuk mendukung kegiatan berikut ini:
·
Perencanaan terhadap waktu dan nilai
·
Perencanaan detail dengan menggunakan
perencanaan cost element atau unit cost dan
·
menetapkan waktu kritis, pendeskripsian
aktifitas dan penjadwalan
·
Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi
permintaan material, manajemen dan kapasitas material, serta sumber daya manusia
·
Pemantauan terhadap material, kapasitas dan dana
selama proyek berjalan
·
Penutupan proyek dengan analisis hasil dan perbaikan
C. Human
Resources
Berfungsi untuk:
·
Memudahkan
melaksanakan manajemen yang efektif dan tepat waktu terhadap gaji, benefit dan
biaya yang berkaitan dengan SDM PT. X
·
Melindungi data
personalia dari pihak luar
·
Membangun sistem
perekrutan dan pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen karir
Arsitektur ERP
Sistem ERP sekarang ini banyak menganut sistem arsitektur 3-tier atau lebih.
Dalam sistem arsitektur 3-tier, user interface berjalan
di client.
·
Presentation Layer : Graphical User Interface
(GUI) atau browser untuk memasukkan data atau mengakses fungsi sistem
·
Application Layer : aturan bisnis, logika
fungsi, dan program yang menerima/mengirim dari/ke server database
·
Database Layer : Manajemen transaksi data
termasuk pula metadatanya
Keuntungan
ERP
Tentang keuntungan sistem ERP bagi PT. X, terdapat
persepsi umum yang mungkin belum tepat, yaitu bahwa implementasi sistem ERP
akan meningkatkan fungsionalitas PT. X dengan cepat. Tercapainya harapan yang
tinggi berupa penghematan biaya dan peningkatan layanan, sangat bergantung pada
seberapa jauh kita memilih sistem ERP yang sesuai dengan fungsionalitas PT. X
dan seberapa optimal kita melakukan modifikasi dan konfigurasi ulang atas
proses-proses yang ada pada sistem agar sesuai dengan kultur bisnis, strategi,
dan struktur PT. X. Adapun beberapa keuntungan dari penggunaan sistem informasi
terpadu dalam konsep ERP ini antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
·
ERP menawarkan
sistem terintegrasi di dalam PT. X, sehingga proses dan pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
·
ERP juga
memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang tadinya berupa
perbedaan valuta mata uang, perbedaan bahasa, dan perbedaan budaya, dapat
dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan.
·
ERP tidak hanya
memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan
koreksi data pada banyak sistem komputer yang terpisah.
·
ERP memungkinkan
manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar memonitor saja. Dengan ERP,
manajemen tidak hanya mampu untuk menjawab pertanyaan ’Bagaimana keadaan kita
?’; tetapi juga mampu menjawab pertanyaan ’Apa yang kita kerjakan untuk menjadi
lebih baik ?’.
·
ERP membantu
melancarkan pelaksanaan manajemen supply chain dengan kemampuan
memadukannya.
Secara keseluruhan sistem ERP diharapkan dapat
meningkatkan tulang punggung fungsionalitas, baik pada bagian operasional
maupun antarmuka dengan konsumen secara simultan.
Penerapan Sistem ERP dalam PT. X
Ada beberapa
alternatif cara dalam menerapkan sistem ERP, diantaranya adalah :
1. Melakukan instalasi aplikasi ERP secara langsung
dan menyeluruh. PT. X mengganti sistem lama dengan sistem ERP.
Cara ini tentu juga mengandung resiko, seperti
kesiapan PT. X dengan sistem yang baru. Apakah sumber daya yang ada di dalamnya
sudah siap untuk mengoperasionalkan sistem ERP atau belum. Sering kali proses
implementasi akan berjalan lambat karena proses tidak dilakukan secara bertahap
per bagian dahulu.
2. Melakukan strategi franchise, cara
ini dilakukan dengan cara mengimplementasi beberapa sistem ERP yang berbeda
pada setiap unit bisnis pada PT. X. Semua sistem ini juga saling terhubung
dengan modul – modul yang umum seperti modul keuangan. Implementasi biasanya focus
pada satu unit dahulu yang dijadikan pilot project. Ini mengurangi
resiko kegagalan sambil menguji sistem ERP di unit itu apakah bisa berjalan
dengan baik. Apabila hasilnya ternyata memuaskan, maka sistem ERP dapat.
Diimplementasikan ke unit yang lain secara bertahap berdasarkan referensi pilot project.
Dukungan
Manajemen Puncak Terhadap Keberhasilan Implementasi ERP
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zhang, Lee,
Banerjee (2002), yaitu Dukungan manajemen puncak dalam implementasi ERP
mempunyai dua segi utama, yaitu memiliki jiwa kepemimpinan dan menyediakan
sumber daya yang diperlukan.
Duchessi, et al. (1998) menyimpulkan bahwa komitmen
dari manajemen puncak dan pelatihan yang cukup merupakan faktor-faktor penentu
keberhasilan yang penting dalam implementasi ERP. Komitmen dari manajemen
puncak harus ditekankan pada seluruh bagian dalam suatu organisasi. Dukungan dari
manajemen puncak merupakan faktor kritis pada kelangsungan hidup proyek.
Kesediaan untuk menyediakan sumber daya yang
diperlukan merupakan suatu indikasi dari komitmen/keterlibatan manajemen puncak
terhadap proyek ERP. Implementasi bisa gagal jika sebagian dari sumber daya
kritis (seperti karyawan, dana dan alat-alat) tidak tersedia. Manajemen puncak
harus dapat menciptakan suatu kesadaran bahwa keberhasilan implementasi ERP
akan dapat meningkatkan efektivitas PT. X.
Pengaruh Keberhasilan Implementasi ERP Terhadap
Keunggulan Bersaing PT. X
Para user ERP memperoleh keunggulan bersaing dari
penerapan sistem ERP tersebut dan memanfaatkan data yang dihasilkan. Selain
itu, para user mengatakan bahwa sistem dapat membuat mereka lebih cepat
bergerak dalam pasar dibanding dengan menggunakan program yang biasa dilakukan
oleh PT. X. Para user menemukan bahwa keuntungan yang paling besar dari paket
ERP adalah bahwa mereka memaksa PT. X untuk membangun PT. X dengan proses
bisnis yang sudah terbukti dari paket ERP tersebut, dibanding bila PT. X harus
menyusun proses bisnis mereka sendiri. Dengan suatu paket aplikasi, para user
dapat berkonsentrasi pada bisnis yang ada. Sistem ERP juga mengijinkan para
user untuk menyesuaikan secara cepat perubahan dalam bisnis mereka, dimana
paket aplikasi tersebut dapat dibangun kembali melalui kustomisasi. Secara
sederhana, dengan memiliki sistem ERP merupakan suatu keunggulan bersaing sebab
dapat memberi PT. X landasan / dasar bagi jalannya bisnis PT. X dan kemudian
berkonsentrasi untuk merebut penguasaan pasar. PT. X dapat bergerak dan
menyesuaikan secara cepat pada permintaan pasar (Weston, R, 1998).
Referensi :
Wibisono, Setyawan. 2005. Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi. Universitas
Stikubank. Semarang.
Isnaeni, Lita Aprilia. 2005.
Perancangan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) Menggunakan Openbravo
Modul Sales Management Sub Modul Sales Order Pada PT. ABC. Universitas
Gunadarma. Depok.
Winahyu, Titis Restu. 2005. Analisis
Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Dalam Implementasi Paket Sistem Enterprise
Resource Planning (ERP) Untuk Mencapai Keunggulan Bersaing PT. X. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Wawan Dewanto, Falahah. 2007. ERP (Enterprise Resource Planning) Menyelaraskan Teknologi
Informasi Dengan Strategi Bisnis. Informatika. Bandung.
Daniel, Debby Ratna dan Wiwik Supratiwi. 2005. Sistem
Informasi Manajemen. Universitas Terbuka. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar