ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN SEBAGAI PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia
adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia. Berdasarkan
data dari CIA World Factbook 2017,
jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 lalu mencapai 255.461.700 jiwa.
Besarnya jumlah penduduk tersebut membutuhkan perhatian khusus dari Pemerintah
dalam melakukan pendataan administrasi penduduk. Diperlukan sistem administrasi
kependudukan yang valid, sederhana dan mudah digunakan (user friendly). Administrasi kependudukan merupakan salah satu
bagian yang sangat penting di pemerintahan guna meningkatkan pelayanan kepada
publik.
Pada
dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan bagian dari sistem
administrasi negara, yang mempunyai peranan sangat penting dalam pemerintahan
untuk mengelola data kependudukan. Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan
administrasi kependudukan dengan baik dan mudah. Peningkatan kesadaran penduduk
dan peran serta untuk ikut mendukung perencanaan pembangunan sistem
administrasi kependudukan guna meningkatkan pelayanan terhadap publik.
Sejalan
dengan tujuan penyelenggaraan administrasi kependudukan, maka pendaftaran penduduk
dan pencatatan sipil merupakan bagian penting dari sistem administrasi
kependudukan yang pelu ditata dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan
manfaat dalam perbaikan pemerintah dan pembangunan.
Pengelolaan
data penduduk merupakan tanggun jawab pemerintah kabupaten/kota di mana dalam
pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan. Dalam pelayanan pengurusan
administrasi baik itu pendaftaran penduduk maupun pembuatan surat keterangan
yang lainnya perlu dilakukan dengan benar dan cepat agar penduduk dapat merasa
mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
Kemajuan
teknologi yang sangat cepat mengharuskan instansi mengikuti perkembangan
teknologi, untuk itu suatu instansi membutuhkan suatu system informasi yang
mendukung kebutuhan instansi pemerintah dalam menciptakan efisiensi dan
efektifitas kerja maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan
suatu sistem informasi administrasi kependudukan maka pengolahan data akan
lebih mudah dan efisien. Kita bisa mengolah data-data yang bersangkutan dengan
pengurusan kependudukan di suatu daerah.
B.
Perumusan
Masalah
Pencatatan
biodata penduduk diarahkan pada pemenuhan data dari setiap penduduk dan
keluarga yang merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Data tersebut
merupakan sumber basis data kependudukan secara nasional yang menjadi tanggung
jawab pusat (dalam hal ini Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan).
Namun hingga saat ini di Indonesia hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan
sipil yang berupa data/laporan belum dapat secara maksimal didayagunakan untuk
kepentingan pelayanan publik. Banyak sekali peristiwa, seperti kelahiran,
perkawinan, dll belum ditata secara benar. Begitu juga masalah kependudukan,
seperti pindah datang belum ditata secara baik, bahkan penduduk masih banyak yang
belum memiliki dokumen penduduk.
Berdasarkan
permasalahan tadi, maka dapat diidentifikasikan permasalahan yang terjadi, yatu
kurangnya sarana pelayanan publik untuk menyebarkan informasi tentang pelayanan
pembuatan dokumen kependudukan seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu
Keluarga) surat keterangan pindah dan lainnya mengakibatkan lambatnya pembuatan
surat-surat pengurusan biodata penduduk. Oleh karena itu, diperlukan suatu
sistem informasi administrasi kependudukan berbasis komputer yang memanfaatkan
teknologi komputer yang dapat menyajikan informasi secara cepat dan akurat.
BAB II
ANALISIS
ANALISIS
A.
Penggunaan
Sistem Informasi Berbasis Komputer (Computer
Based Information System/CBIS)
E-government
adalah penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi oleh pemerintah
dalam rangka
memberikan
informasi dan pelayanan bagi warganya serta hal lain yang berkaitan dengan
pemerintah. E-government dapat
diaplikasikan pada legislatif, yudikatif, dan administrasi publik, untuk
meningkatkan efesiensi kerja pada lingkungan internal serta memberikan
pelayanan publik secara efektif dan efisien.
Dengan pengembangan e-government
penetaan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dapat
dioptimalkan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Kerangka
Pengembangan e-government di
Indonesia dapat mengacu kepada Kerangka Sistem Informasi Nasional (Sisfonas)
seperti yang terlihat pada gambar 1 dibawah ini
Pada
gambar 1 tersebut terlihat bahwa Sistem Informasi merupakan bentuk aplikasi
pada masing-masing bidan (dinas atau badan) yang berada pada masing-masing
instansi pemerintah. Secara bertahap Sistem Informasi ini dipadukan menjadi
Sistem Informasi Nasional yang bersinergi antara satu sistem dengan sistem
lainnya. Pada akhirnya terwujudlah suatu Sistem E-Government yang menjamin interaksi G2G, G2B, dan G2C.
SIAK
adalah Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, yaitu suatu sistem informasi
yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang
bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib
administrasi di bidang kependudukan. Administrasi kependudukan meliputi
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
Tujuan
adanya SIAK, yaitu :
1. Database
Kependudukan terpusat
2. Ddatabase
Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain (Statistik, Pajak,
Imigrasi, dll)
3. Sistem
SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran Penduduk, Catatan
Sipil, dll)
4. Standarisasi
Nasional
Untuk
merancang aplikasi SIAK ini, digunakan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Pengumpulan
data, dengan melakukan tinjauan dokumen untuk pembuatan deskripsi masalah
2. Analisis
Permasalahan
3. Membuat
gambaran proses sistem
4. Membuat
rancangan basis data, dengan metode pemodelan Entit
5. Relationship
(E-R) Diagram.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat diketahui bahwa SIAK menggunakan Sistem Informasi
Berbasis Komputer (Computer Based
Information System/CBIS), di mana semua bagian terhubung melalui satu
jaringan yang saling terkoneksi satu dengan yang lainnya sehingga
kegiatan-kegiatan yang memerlukan pendeteksian oleh departemen selain
departemen pelaksana (admin pegawai tetap yang ditunjuk oleh
kepala dinas kependudukan atau catatan sipil) akan dapat langsung diperoleh pada
saat direkam. Data yang direkam oleh dinas kependudukan atau catatan sipil di
suatu daerah akan terekam ke dalam database
nasional sehingga dapat dimanfaatkan oleh daerah lain di seluruh Indonesia.
Jadi penggunaan CBIS ini menjamin terwujudnya sistem informasi yang terhubung (online), tepat waktu (real time) dan dapat dipercaya (reliable).
CBIS
dapat membantu Pemerintah dalam memasuki kegiatan era global yang serba cepat
dan membutuhkan kemampuan mengambil keputusan dengan cepat. CBIS memiliki pola
yang teratur sehingga dapat membantu menelusuri waktu terjadinya kesalahan dan
siapa yang harus bertanggungjawab.
B.
Dukungan
Elemen Lingkungan
Untuk
membangun SIAK ini diperlukan komitmen dan kerja sama antara instalasi terkait
disemua tingkatan dalam kerangka membangun basis data, yang berasal dari
berbagai instalansi secara terintegrasi. Maka diperlukan adanya dukungan peran
serta masyarakat dengan berbagai institusi.
Keberhasilan
pelaksanaan SIAK, sebagai salah satu program yang menggunakan Sistem Informasi
Berbasis Komputer (CBIS), dipengaruhi oleh lingkungan sekitar organisasi.
Elemen lingkungan dapat dikelompokkan minimal menjadi delapan kelompok, yaitu
kelompok konsumen, kelompok supplier, kelompok serikat pekerja, kelompok
institusi keuangan, kelompok pemegang saham, kelompok pemerintah, kelompok
masyarakat global dan kelompok kompetitor. (McLeod, 2001:28)
1) Kelompok
konsumen
Untuk melakukan
pendaftaran penduduk, Penduduk yang bersangkutan datang ke kantor administrasi
kependudukan, kemudian petugas akan memberikan formulir pendaftaran penduduk
untuk diisi oleh penduduk tersebut. Kelompok konsumen di program SIAK ini
adalah masyarakat Indonesia yang berhak untuk mendapatkan pelayanan
kependudukan. Perlu partisipasi dan dukungan dari masyarakat Indonesia dengan
mendaftarkan diri dan mengisi formulir pendaftaran secara lengkap dan jelas
demi terwujudnya kevalidan data.
2) Kelompok
pemasok/supplier
Kelompok supplier ini merupakan
agen atau lembaga yang bertindak sebagai penyedia sarana dan prasarana
pelaksanaan SIAK. Pemerintah membutuhkan dukungan pemasok untuk menyediakan bahan
baku KTP, Akta kelahiran, Akta kematian, Akta perkawinan, dan lain-lain, alat
perekam tandatangan, alat perekam sidik jari, scan retina mata dan peralatan
lainnya. Tanpa pemasok, Pemerintah akan mengalami kesulitan besar untuk menjalankan
SIAK ini.
3) Kelompok
serikat pekerja
Serikat pekerja
merupakan lembaga yang sangat diperlukan oleh sebuah perusahaan karena lembaga
tersebut menyediakan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Pemerintah
membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas untuk menjalankan SIAK ini.
4) Kelompok
institusi keuangan
Kelompok institusi
keuangan merupakan lembaga yang mengatur atau menyediakan dana bagi Pemerintah,
dalam hal ini Kementerian Keuangan. Pemerintah membutuhkan dukungan dana untuk
dapat menjalankan program SIAK untuk pembelian bahan, pembelian sarana dan pra
sarana serta untuk biaya petugas pelaksana/tenaga kerja.
5) Kelompok
pemegang saham
Setiap perusahaan pasti
memiliki pemegang saham yang merupakan pemilik modal bagi perusahaan tersebut.
Perusahaan membutuhkan pemegang saham karena Perusahaan membutuhkan Modal Kerja
dari para Pemegang Saham untuk menjalankan bisnis. Begitu juga dengan
Pemerintah yang membutuhkan sumber pendapatan Negara untuk menjalankan program
ini, sehingga butuh dukungan masyarakat melalui partisipasi aktif mereka dalam
membayar pajak.
6) Kelompok
pemerintah
Pemerintah merupakan
lembaga yang paling berkuasa di lingkungan di mana perusahaan tersebut berdiri.
Dukungan Pemerintah dapat berwujud dikeluarkannya kebijakan serta serangkaian
kebijakan dan programnya.
7) Kelompok
masyarakat global
Komunitas global
merupakan sebutan untuk orang-orang yang tinggal di dekat lingkungan
perusahaan. Dukungan kelompok ini dapat berupa partisipasi aktif dari
masyarakat Indonesia secara umum atau dukungan dari kelembagaan lain di luar Direktorat
Jenderal Administrasi Kependudukan
8) Kelompok
kompetitor
Pesaing merupakan
lembaga atau perusahaan lain yang mempunyai bisnis sama atau serupa. Di antara
pesaing dan sebuah perusahaan terjalin hubungan unik yang bisa membuat
masing-masing pihak saling termotivasi untuk menjadi yang terbaik. Perusahaan
harus mempelajari informasi tentang pesaingnya jika perusahaan tersebut ingin
maju. Dalam kaitannya dengan program SIAK ini, tidak terdapat pesaing karena
program ini berlaku secara nasional dan menyeluruh di seluruh wilayah
Indonesia.
C.
Penggunaan
Program Sistem
Informasi Sumber Daya Informasi (IRIS)
Sistem
informasi sumber daya informasi atau Information Resources Information System
(IRIS) adalah sistem yang menyediakan informasi mengenai sumber daya informasi
perusahaan pada para pemakai di seluruh perusahaan.
Model
sistem informasi sumber daya informasi yang dikembangkan oleh Mcleod dan
Schell.
Penggunaan
model IRIS pada program SIAK akan membantu para ahli sistem untuk menguraikan
input sistem yang diperlukan dalam mengelola sumberdaya informasi dan juga
penyusunan database yang dapat membantu memberikan data pada Pemerintah untuk
mengambil keputusan mengenai penggunaan hardware,
software, sumber daya manusia yang sesuai untuk mengelola program ini.
1) Subsistem
Input
Di
dalam subsistem input, terdapat tiga subsistem yaitu
a)
Sistem informasi enterprise
Sistem informasi
enterprise yaitu suatu sistem informasi yang memuat semua data transaksi
perusahaan secara terinci. Pada sistem informasi sumber daya informasi ini,
sistem informasi enterprise akan membantu manajemen mengetaui jumlah hardware
yang dimiliki oleh organisasi: jenis, spesifikasi dan karakter, supplier, letak
komputer dalam perusahaan, dan lain sebagainya.
Pada program SIAK ini, sistem
informasi enterprise akan membantu Pemerintah mengetahui jumlah hardware yang
dimiliki oleh Negara: jenis, spesifikasi dan karakter, supplier, letak komputer
dalam perusahaan, dan lain sebagainya.
b)
Subsistem riset dan perencanaan sumber
daya informasi
Digunakan untuk
menjelaskan kegiatan yang terdiri dari proyek-proyek riset di dalam Pemerintah.
Setelah mengevaluasi
sistem yang sedang berjalan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa
kendala, yaitu masih kurangnya media yang digunakan dalam penyebaran informasi kepada masyarakat tentang
pembuatan kartu atau surat-surat yang berkaitan dengan kependudukan, contohnya
KTP dan Kartu Keluarga.
Penyebab masalah
tersebut adalah :
1) Masih
rendahnya kesadaran masyarakat untuk melengkapi diri dan keluarganya dengan
dokumen kependudukan sebagai dokumen yang sah dan dicari bila ada keperluan
tertentu. Mengingat tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah akan
berpengaruh terhadap kesadaran mereka untuk melengkapi diri dan keluarganya.
2) Belum
dimanfaatkan secara optimal fasilitas komputer untuk mendukung kegiatan
pengolahan data penduduk.
Informasi-informasi pada
sistem sebelumnya ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan arahan sistem
yang harus dikembangkan. Untuk mengantisipasinya dengan ditingkatkannya system yang
telah ada untuk menyajikan informasi secara cepat dan mudah.
Untuk mewujudkan pengembangan
sistem administrasi yang handal dan responsif terhadap berbagai perkembangan
secara nasional, regional, dan global, maka memerlukan adanya langkah- langkah
kebijakan yang sangat strategis, antara lain :
1) Menjadikan
faktor kependudukan sebagai titik sentral pembangunan yang berkelanjutan.
2) Membangun
SIAK yang efisien dan terancang untuk mengakomodasi hak-hak penduduk serta
perlindungan penduduk.
3) Menciptakan
SIAK melalui komitmen dan kerja sama dengan berbagai pihak serta dukungan dari
instalasi pemerintah, swasta, dan institusi masyarakat.
c)
Subsistem intelijen sumber daya
informasi
Subsistem intelejen
sumber daya informasi adalah subsistem yang mencari data pemasok, baik pemasok
hardware, software maupun teknologi.
Subsistem ini digunakan
untuk menjelaskan fungsi yang berhubungan dengan pengumpulan informasi dari
elemen-elemen di lingkungan Pemerintah, sebagaimana telah dijelaskan pada
uraian sebelumnya.
2) Subsistem
Output
Setelah
database dibuat dari hasil analisa dan proses subsistem input, analisa kini
beranjak ke subsistem output yang terdiri dari subsistem hardware, software,sumber daya manusia, serta data dan informasi.
Untuk
subsistem hardware, SIAK merupakan Database yang digunakan untuk menyimpan
seluruh data penduduk yang telah terdaftar pada Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil yang disimpan pada sebuah server. Sistem ini mulai dijalankan sejak
Desember 2005, sistem ini dapat diakses melalui LAN yang langsung dihubungkan
ke server karena sistem ini masih merupakan sebuah jaringan Offline.
Dalam
hal subsistem software, adapun spesifikasi perangkat yang digunakan pada server
adalah
Mengenai
subsistem sumber daya manusia, Sistem informasi ini dirancang untuk dapat
digunakan oleh admin, yaitu pegawai tetap yang ditunjuk oleh kepala dinas kependudukan
atau catatan sipil untuk mencatat data-data penduduk.
Yang
terakhir yaitu mengenai subsistem data dan informasi. Pada SIAK, diketahui
bahwa data yang didapatkan dari proses input dan pemrosesan data yang dilakukan
di pusat layanan di daerah terpusat ke Database Kependudukan dan diharapkan dapat
diintegrasikan untuk kepentingan lain (Statistik, Pajak, Imigrasi, dll)
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Perlu
adanya komitmen untuk pengembangan e-Government yang berakar pada perubahan
budaya kerja tradisional menjadi elektronik dengan memanfaatkan perangkat
teknologi informasi. Pengembangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
untuk mendukung “good governance”
menjadi keharusan terutama untuk mendukung proses kependudukan di Indonesia
2. Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan menggunakan Sistem Informasi Berbasis
Komputer (Computer Based Information
System/CBIS), di mana semua bagian terhubung melalui satu jaringan yang
saling terkoneksi satu dengan yang lainnya sehingga kegiatan-kegiatan yang
memerlukan pendeteksian oleh departemen selain departemen pelaksana (admin
pegawai
tetap yang ditunjuk oleh kepala dinas kependudukan atau catatan sipil) akan
dapat langsung diperoleh pada saat direkam. Data yang direkam oleh dinas
kependudukan atau catatan sipil di suatu daerah akan terekam ke dalam database nasional sehingga dapat
dimanfaatkan oleh daerah lain di seluruh Indonesia. Jadi penggunaan CBIS ini
menjamin terwujudnya sistem informasi yang terhubung (online), tepat waktu (real
time) dan dapat dipercaya (reliable).
3. Untuk
membangun SIAK ini diperlukan komitmen dan kerja sama antara instalasi terkait
disemua tingkatan dalam kerangka membangun basis data, yang berasal dari
berbagai instalansi secara terintegrasi. Maka diperlukan adanya dukungan peran
serta masyarakat dengan berbagai institusi dan elemen lingkungan lainnya.
4. Penggunaan
model IRIS pada program SIAK akan membantu para ahli sistem untuk menguraikan
input sistem yang diperlukan dalam mengelola sumberdaya informasi dan juga
penyusunan database yang dapat membantu memberikan data pada Pemerintah untuk
mengambil keputusan mengenai penggunaan hardware,
software, sumber daya manusia yang sesuai untuk mengelola program ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha,
Rizky. 2009. Perancangan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (Siak)
Sebagai Pengembangan E-government
Menuju Good Governance. Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung
Daniel,
Debby Ratna dan Wiwik Supratiwi. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Universitas
Terbuka, Jakarta.
Mas’adi,
Teuku. 2011. Penggunaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Pada Dinas Kependudukan
Dan Catatan Sipilkabupaten Aceh Barat Daya. STMIK U’budiyah Indonesia. Banda
Aceh.
A,
Tubagus Faisal. 2013. Sistem Informasi Jasa Pelayanan Kependudukan Pada Kelurahan
Krapyak Semarang Dengan Menggunakan Delphi. Universitas Stikubank. Semarang
Henny
Hendarti, Nurlina. 2008. Perancangan Aplikasi Pembuatan Kartu Tanda Penduduk
Berbasiskan Web Pada Kodya Bekasi. Universitas Bina Nusantara. Jakarta.
Thoha
Nurhadiyan, Yulistiana. 2014. Perancangan Aplikasi Prosedur Pembuatan E-Ktp
Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Serang. Universitas Serang
Raya. Serang
Taqwa,
Shadiq. 2011. Aplikasi Pembuatan e-KTP Menggunakan Barcode Berbasis Web.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta
Komentar
Posting Komentar